Maskne Protocol


by Glow Necessities
Maskne Protocol
Courtesy of Miranda Herring

Walaupun vaksinasi COVID-19 sudah mulai dijalankan bertahap agar pandemi segera berakhir, penting untuk tidak mulai lengah dalam mematuhi protokol kesehatan dan memakai masker—terutama di tempat umum atau kerumumunan. Adapun dengan semakin panjangnya durasi kita memakai masker sehari-hari—terlepas dari jenis bahan kain masker yang berbeda-beda—gesekan berlebih kain pada kulit pada umumnya meningkatkan juga kemungkinan timbulnya inflamasi yang berujung ke over-produksi sebum menjadi pori-pori tersumbat atau jerawat masker (yang populernya disebut maskne).

Selain dari protokol perawatan jerawat secara umum dengan bahan anti-acne: berikut adalah pertimbangan yang dapat diambil agar kita bisa tetap melindungi keselamatan kesehatan diri sendiri dan orang lain sambil menenangkan & merawat kulit, tanpa harus memakai produk yang berlabel khusus ‘untuk maskne atau iritasi masker’ agar dapat menenangkan kondisi inflamasi akibat pemakaian masker.

N°1

MENJAGA KEBERSIHAN MASKER

Ini hal paling sederhana yang dapat dilakukan karena walaupun masih terlihat bersih: kotoran, bakteri, jamur dan microbiota lain semua ada di masker setiap kali setelah masker digunakan dan menempel di kulit. Selalu gunakan masker sesuai petunjuk penggunaan—jika masker sekali pakai maka langsung dibuang setiap dipakai—dan jika jenis masker yang washable: cuci setiap kali habis digunakan dalam jangka panjang.

N°2

UPAYAKAN SKINCARE YANG RENDAH ATAU BEBAS IRITAN

Walaupun iritasi dan inflamasi dapat dialami kulit dari berbagai faktor—salah satunya adalah gesekan berlebih dan kondisi lembab di area kulit yang “tertawan” oleh masker mendukung lingkungan yang ideal untuk bakteri dan jamur di kulit jadi berkembang biak—kita tidak perlu lagi menambah risiko akumulasi masalah pada kulit dengan bahan-bahan gimmick yang tidak diperlukan untuk kulit.

N°3

KURANGI PEMAKAIAN MAKEUP YANG TERLALU MATTE

Walaupun memiliki keinginan untuk selalu tampil fabulous juga bukan hal yang patut disalahkan, di kala kondisi kulit sedang terinflamasi atau dehidrasi yang kurang nyaman dari gesekan berlebih kain masker, dermatologist Dr. Andrea Suarez juga menyatakan tidak ada salahnya untuk skip memakai foundation atau produk makeup lain yang membuat kulit terlihat makin kusam, tercampur dengan keringat di area kulit yang tertutup masker, atau terlalu menyerap sebum alami yang diperlukan untuk tetap menjaga kelembaban dan ketahanan skin-barrier.

N°4

GUNAKAN PELEMBAB YANG LEBIH EMOLLIENT DI AREA PINGGIRAN MASKER

Menggunakan bahan-bahan skin-protectant atau occlusive seperti: petroleum jelly, dimethicone, allantoin, mineral oil atau pelembab yang bertekstur lebih pekat atau yang telah dilengkapi dengan kombinasi berbagai bahan penguat skin-barrier dapat berperan sebagai penengah atau semacam lapisan kulit kedua untuk mengurangi dampak inflamasi akibat gesekan berlebih dengan kain masker yang dipakai pada area pinggiran garis masker yang bersentuhan langsung dengan kulit. Selain itu, tergantung dari jenis maskernya: memakai hydrogel patch dapat membantu mengurangi efek iritasi pada kulit saat memakai masker jangka lama.

N°5

MENYESUAIKAN JENIS MASKER DENGAN REAKSI KULIT

Sambil tetap mempertimbangkan keefektifan design dan bahan masker untuk mencegah paparan aerosol sesuai pedoman pemilihan tipe masker dari lembaga kesehatan seperti WHO atau CDC, memperhatikan bagaimana reaksi kulit dengan bahan kain masker tertentu—terutama jika alergi—serta bagaimana risiko paparan dari aktivitas sehari-hari dan memilih mana jenis masker yang nyaman sesuai struktur wajah individu yang unik dapat membantu mengurangi iritasi pada kulit dan meringankan timbulnya maskne saat memakai masker dengan periode yang lama.